Isnin, 30 Disember 2013

Antara Merungut dengan Bersyukur

Seorang kakak dan adik perempuannya sedang berada di sebuah taman. Si kakak sedang mengunyah ayam goreng berempah bersama nasi dari beras panjang. Manakala si adik sedang makan ikan kering gelama bersama nasi dari beras hancur.

Adik ; Kenapa makanan akak jauh lebih baik dari adik? Kan emak dah suruh akak jaga adik betul-betul? Adik ni amanah akak tau! 

Kakak ; Adik patut bersyukur sebab masih dapat makan nasi dan ikan. Ada orang lain lagilah lebih susah. Takde apa yang dapat dimakan. Kalau adik asyik merungut je, tu tandanya adik resah dan tak bersyukur dengan apa yang adik dapat.

~WAJARKAH?

Sabtu, 28 Disember 2013

Rasa Sahabat

Menelusuri tahun 2013 yang dipenuhi dengan berbagai-bagai rasa. Menempuh bermacam-macam tabiat dan kerenah sahabat. Juga memberi tindak balas yang adakalanya tidak dapat dirungkai dengan kata-kata. Yang nyata, masing-masing suka menelah dan akhirnya merasa pahit atau manis bersahabat.

Sahabat itu cermin diri. 'Wangi' dia, 'wangilah' kita. Alangkah manisnya, andai 'wangi' kita, 'wangilah' dia. Bukankah impak kehidupan bermula dari diri kita sendiri! 

Life is to give.
What we give, we get back.



Jumaat, 27 Disember 2013

Ada kala Kita Tak Perasan, Kita Sombong!

Pagi tadi breakfast di coffee house hotel. Biarpun hotel ini bertaraf tiga bintang, tapi biliknya luas, bersih dan selesa.

Sambil makan, terpandang sebuah keluarga di meja berdekatan. ibu bapa 30an dan sepasang anak-anak. Sambil menikmati sarapan, sambil menonton tv, cerita Life For Pi, yang tergantung di sudut coffee house.

Selesai menghabiskan juadah setengah jam kemudian, saya minum kopi. O! Meja depan dah kosong. Tapi...Tanpa sengaja bergenang mata tua ni melihat makanan berlebihan di atas meja keluarga tadi. Sampainya hati... Di bahagian meja tempat bapanya duduk, hampir epinggan mee goreng dan separuh ketul ayam tidak di makan. Di tengah-tengah meja, 4 keping roti toasted terbiar tidak dimakan. Pada pinggan lain ada ayam yang tidak habis. Beberapa nuget ayam juga bergelimpangan begitu saja.

Beberapa minit kemudian, waiter datang.. mengutip dan memasukkan semua sisa dan makanan berlebihan ke dalam bekas sampah. 

Aduhai!  
Andai kita golongan sederhana, ketika kita mengeluh dengan kos sara hidup yang semakin tinggi, kita tak perasan sebenarnya yang kita turut menyumbang ke arah itu. 
Andai kita golongan mewah...kita patutnya sedih dengan sikap kita yang kadang-kadang berlaku akibat kita leka dengan istidraj.

Allah...Allah...Allah..
Kami hidup di bawah rahmatMU. Jauhkan kami dari sifat lalai dan sombong dengan kurniaanMU yang tak pernah putus.

Khamis, 26 Disember 2013

Melihat Jiwa Yang Ceria di Gambang

Berada di Gambang, taman tema air di Pahang. Awal-awal lagi saya sudah menyerah kalah. Saya tidak akan turut serta bermain air. Seronok melihat suami dan anak-anak basah.Mengheret pelampung ke sana ke mari seperti mana lainnya. 

Biarpun saya sentiasa ingin nampak muda. Tapi jiwa tua tidak upaya disorok. Lalu saat menulis ini, saya menjadi penunggu beg.Sesekali suami dan anak-anak menjenguk. Itulah nikmatnya berkeluarga. Saling memerhati. Saling mengambil dan menjaga hati. 

Tidak ada keluarga yang sempurna. Rasanya keluarga yang berkunjung ke taman tema ini adalah keluarga yang ceria. Mana mungkin keluarga yang sedang bercekau... bercakaran dapat bergelak ketawa di sini. Memikul pelampung yang jauh lebih besar dari sipemikul. Biar menggunung harta...menimbun duit...tapi kalau hati penuh dengan rasa tidak puas, merasa lebih baik dari pasangan, resah gelisah dengan kehidupan sendiri yang sentiasa dibandingkan dengan orang lain...dapat mengecap nikmat tersenyum dari hati.

Memberilah kerana untuk mencapai redha Allah..biarpun tidak diucap di mulut, tapi kesannya lahir di hati. Itulah ketenangan yang tak dapat dijual beli. Bahagia itu bermula dari dalam diri sendiri.
 Oh! Ternampak pasangan atok nenek bersama anak menantu dan cucu-cucu...mengheret pelampung bersama.



Isnin, 23 Disember 2013

Truth? Goodness? Usefulness?

The Tripple Filter Test

Rasul Allah (sal Allahu alaihi wa sallam) said:
“Keep away from ill-thinking/suspicions because ill-thinking is the greatest falsehood.”
[Sahih Bukhari]

During the Abbasid period one of the scholars in Baghdad was greeted by an acquaintance who said, "Do you know what I just heard about your friend?"
...

Scholar: "Hold on a minute, before telling me anything I'd like you to pass a little test. It's called the Triple Filter Test."

The Man: "Triple Filter Test?"

Scholar: "That's right, before you talk to me about my friend it might be a good idea to take a moment and filter what you're going to say. That's why I call it the triple filter test. The first filter is Truth. Have you made absolutely sure that what you are about to tell me is true?"

The Man: "No, actually I just heard about it and ..."

Scholar: "All right, so you don't really know if it's true or not. Now let's try the second filter, the filter of Goodness. Is what you are about to tell me about my friend something good?"

The Man: "No, on the contrary..."

Scholar: "So, you want to tell me something bad about him, but you're not certain it's true. You may still pass the test though, because there's one filter left: The filter of Usefulness. Is what you want to tell me about my friend going to be useful to me?"

The Man: "No, not really."

Scholar: "Well, if what you want to tell me is neither true nor good nor even useful, why tell it to me at all?"

Allah (subhana wa ta’ala) asks us: "O you who believe! Avoid much suspicion, indeed some suspicions are sins. And spy not, neither backbite one another. Would one of you like to eat the flesh (meat) of his dead brother? You would hate it (so hate backbiting). And fear Allah. Verily, Allah is the One Who accepts repentance, the Most Merciful." [Quran 49:12]

Let's pass our intended speech through the triple filter test before we madly utter our every thought. And lets subject others to the triple filter test too before we hear any number of damaging things from them.
 
~Shared

Siapa Yang Lebih Baik Amalnya?

Dalam menghadapi kehidupan di dunia ini, manusia selalu berhadapan dengan dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan suka, saat lain merasakan duka. Pada saat bahagia, terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya, saat duka mendera, seringkali manusia berkeluh kesah.

Bagi hamba Allah SWT yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji Allah SWT. ''Yang menciptakan mat
i dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.'' (QS Al-Mulk [67]: 2).

Minimal ada tujuh ujian hidup yang wajib kita ketahui. Insya Allah, Allah SWT luruskan dari ujian-ujian-Nya, sehingga meraih gelar shobirin dan mujahidin. ''Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal kamu.'' (QS Muhammad [47]: 31).

Pertama, ujian berupa perintah Allah, seperti Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT menyembelih putra tercintanya bernama Ismail. Kedua, ujian larangan Allah SWT, seperti larangan berzina, korupsi, membunuh, merampok, mencuri, sogok-menyogok, dan segala kemaksiatan serta kezaliman.

Ketiga, ujian berupa musibah. ''Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.'' (QS Al-Baqarah [2]: 155). Keempat, ujian nikmat, sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 7. ''Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.''

Kelima, ujian dari orang zalim buat kita, baik kafirun (orang yang tidak beragama Islam), musyrikun (menyekutukan Allah SWT), munafiqun, jahilun (bodoh), fasiqun (menentang syariat Allah), maupu hasidun (dengki, iri hati). Keenam, ujian keluarga, suami, istri, dan anak. Keluarga yang kita cintai bisa menjadi musuh kita karena kedurhakaanya kepada Allah SWT. Ketujuh, ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, tempat dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan/negara.

Subhanallah, Allah SWT amat sayang kepada kita. Allah SWT tunjukkan cara menjawab ujian itu semua. ''Dan minta pertolonganlah kamu dengan kesabaran dan dengan shalat, dan sesungguhnya shalat sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk tunduk jiwanya.'' (QS Al-Baqarah [2]: 48). Semoga kita dijadikan Allah SWT, hamba-Nya yang lulus dari ujian. Amin.

~Ustaz Yusuf Mansyur

 

Aib orang... Aib kita?

KETIKA ORANG SEDANG SAKIT

Pernah sakit ?

ketika kita sakit keras..
pasti yang kita fikirkan adalah bagaimana kesembuhan sakit yang sedang kita derita..
tak terpikirkan di pikiran kita tentang sakit yang diderita orang lain.. akan tetapi sakit kitalah yang selalu kita pikirkan

demikianlah seharusnya..
kita lebih memikirkan kekurangan sendiri.....

dan tak sibuk memikirkan kekurangan orang lain..

imam Asy Syafii bersya'ir:
المرء إن كان عاقلا ورعا أشغله عن عيوب غيره ﻭﺭﻋﻪ
كما العليل السقيم أشغله عن وجع الناس كلهم وجعه
apabila seseorang wara dan berakal..
wara'nya tidak menyibukkan ia dari memikirkan aib orang lain..
sebagaimana orang yang sakit..
sakitnya membuat ia tak memikirkan sakit orang lain.

 ~ Ustadz Badrusalam,

Aku Perlu. Tapi Dia lebih perlu!

Alkisah kaca mata

Ketika musim banjir, pakcik Ismail membuat baju dan mendermakan baju untuk didermakan pada mangsa banjir. Satu hari ketika pulang daripada membungkus baju kepada mangsa banjir di masjid, pakcik Ismail mendapati kacamata beliau kehilangan.

Pakcik Ismail memikirkan balik ke mana hilangnya kacamata baru beliau. Rupa-rupanya ia terjatuh ke dalam salah satu bakul baju untuk didermaka
n ke Pahang.
Pakcik Ismail merasa sedih kerana kacamata baru itu adalah hadiah pertama daripada anak sulungnya yang baru bekerja. Beliau merasa kecewa kerana menghilangkan hadiah dan terpaksa membuat kacamata yang baru.

"Mengapa layan saya begitu, Ya Allah? Saya dah bantu membantu, mengapa hilangkan benda terpenting saya?" rungut Pakcik Ismail di hati.

Setelah enam bulan daripada peristiwa tersebut, pakcik Ismail kebetulan melawat masjid-masjid yang menerima bantuan banjir.

Seorang pakcik tua sedang memberikan ucapan penghargaaan kepada mereka yang mendermakan bantuan kepada mangsa-mangsa banjir.

“Ketika itu saya cuba membawa cucu ke atas bot, terdapat satu ombak melanggar saya dan cermin mata saya terjatuh ke dalam air. Saya tidak dapat mencari kerana air deras. Ketika itu, saya cemas memikirkan bagaimana saya hendak melalui saat-saat derita ini, kerana tanpa cermin mata saya, saya cepat sakit kepala. Di kawasan kita, kedai cermin mata pun kena banjir.

Setibanya di masjid ini, saya dan anak saya membuka kotak baju derma. Tergamam saya melihat ada sepasang cermin mata di dalamnya. Power ia sama dengan power cermin mata saya. Saya cukup bersyukur pada mereka yang mendermakan cermin mata itu, dan pada Allah yang menjawab doa saya,” kata atuk itu.

Ahli-ahli masjid yang mendengar terkejut dengan kata-kata atuk kerana ketika menyediakan bantuan, cermin mata bukanlah antara barangan yang diterima untuk dijadikan derma. Dari mana datang cermin mata atuk itu?

Tapi di tepi, mereka melihat ada seorang pakcik mengalirkan air mata.

Itu adalah pakcik Ismail.

“Ya Allah, maafkan saya. Rupa-rupanya kaca mata saya tidak kehilangan, ia cuma diberikan kepada mereka yang lebih memerlukannya. Maafkan saya kerana bersangka buruk pada-Mu, ya Allah,” bisik di hati pakcik Ismail.

Wahai anakku,
Percayalah ada hikmah di sebalik setiap yang berlaku. Kebanyakan masa kita tidak akan mengetahui mengapa ia berlaku, tapi percayalah pada Allah, dan bersangka baiklah pada-Nya dan yakinlah ada hikmahnya yang baik untuk kita semua.

Senyum.
~Ustaz Tuan Ibrahim Tuan Man

Tinggalkan Otak kat Luar

1. Di dalam sebuah program, Seorg penonton bertanya kpd Sheikh "Aku masuk ke dlm tandas membawa handphone yg didlmnya ada Al-Quran, boleh ke?
Sheikh menjwb, "Boleh tak apa.."
Soalan itu diulangi lg.. "Tetapi Al-Quran ada kat dlm tu..."
Sheikh berkata " Wahai saudara, tak apa.. Al-Qur'an tu ada dlm memory hp.."
Penonton itu masih tak puas ha...
ti dan membalas "Ini Al-Quran ya Sheikh.. Adakah boleh di bawa masuk ke tandas!!!"
Sheikh berkata " Engkau ada menghafal Al-Qur'an tak?
Dia menjwb " Ya, aku byk menghafal ayat2 Al-Quran"
Sheikh berkata "Kalau begitu, Jika kamu nak masuk ke tandas, tinggalkan otak kamu kat luar..."

2. Bertanya seorg pemanggil kpd Sheikh " Aku ingin berkahwin seorg lagi, walaupun isteriku skrg menunaikan sgl tggjwbnya dan tidak ada kekurangan.. Aku ingin mendpt pahala menyelamatkan anak gadis...
Sheikh menjwb "Drpd kamu menyakiti hati isterimu, lebih baik kamu bg duit kamu tu kpd pemuda yg mahu berkahwin, kamu akan dpt dua pahala, pahala menyelamatkan anak gadis dan pemuda...

3. Seorg bertanya Sheikh "Jikalau aku solat di dlm hutan, dan seekor Singa melintas dihdpnku, adakah aku teruskan solat atau berhenti dan lari.."
Sheikh menjwb "Kalau wudhumu masih belum terbatal, teruskanlah solat..."

Lesson to learn..kembali kpd quran dan sunnah..
 
~shared

Jumaat, 20 Disember 2013

Elakkan Dua Kerugian

Buangkanlah jauh-jauh fikiran negatif masa lalu. Jangan memikirkan musibah, kesedihan dan kesulitan yang telah engkau lalui. Hal itu merupakan kebodohan dan kegilaan. Ini bukti kurangnya akal dan lemahnya semangat. Hendaklah engkau istighfar dan meminta ampun kepada Allah daripada dosa dan kesalahan. Jangan sia-siakan waktu dan usiamu hanya untuk memikirkan masa lalu.

Dengan memikirkan kesedihan yang telah terjadi pada masa lalu, maka usia dan kesempatan yang ada di hadapanmu akan berlalu dengan sia-sia. Engkau akan mendapatkan dua kerugian; kerugian masa lalu yang tidak pernah kembali. Dan kerugian menyia-nyiakan waktu yang ada di depanmu!
Seorang penyair mengatakan;
Yang telah lalu sudah hilang
Yang dicita-citakan belum tiba
Milikmu hanyalah waktu yang ada di depan mata.

~Buku; Membangun Masyarakat Mithali - Dr Aidh Abdullah alQarni

Hati Bukan Stor Masalah

Satu daripada tips untuk bahagia adalah; jangan jadikan hati sebagai tempat simpanan bagi masalah rumah tangga dan masalah sosial. Setiap kali engkau sibuk memikirkan itu semua, maka urat saraf akan tegang, sehingga engkau berpotensi diserang penyakit. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan kamu darinya.
Telah menjadi kewajipanmu untuk menyedari bahawa hidupmu lebih mahal daripada emas dan perak. Jangan gunakan waktu-waktumu, kecuali untuk sesuatu yang dapat mendekatkanmu kepada Allah.

~Buku; Membangun Masyarakat Mithali - Dr Aidh Abdullah AlQarni

Khamis, 19 Disember 2013

Yang Kurang itu Kita

Dua kali 'ditipu' oleh Waze, GPS  yang digunakan untuk menunjuk arah jalan ketika melancong ke Sarawak baru-baru ini. 'Penipuan' ini menyentapkan sedikit hati. Bukannya marah atau terluka. Tapi mengajar diri. Yang sempurna itu cuma Allah, Yang Esa, Yang Kamil, Yang Syumul, Yang Qidam.

Kalau software yang tidak ada lidah, tidak ada minda, tidak ada hati boleh tersilap data. Apatah lagi manusia yang diberi authority untuk mengendalikannya. Untuk mengurus diri, hidup di alam fana ini juga kita selalu tersasar. Fatamorgana yang mengasyikkan... harum dinikmati hingga kita lupa diri. 

Allah...
Berikan kami waktu untuk mengumpul jiwa yang hidup ketika menemuiMU. Bukan waktu yang panjang. Tapi waktu yang bererti untuk KAU terima amal kami. Bukan ibadah yang banyak. Tapi amalan yang ikhlas untuk menghijab kami dari melihat nerakaMU.

Bila Non-muslim Bertanya...

CERITA Drp LONDON,,
A Non Muslim came to a Sufi and asked: Why is it Not Permissible in Islam for a Women to shake hands with a Man? The Sufi said: Can you shake hands with Queen Elizabeth? The Non Muslim said: Of course not, there are only... certain people who can shake hands with Queen Elizabeth. Sufi replied: Our Women are Queens and Queens do not shake hands with strange men.

Then the Non Muslim asked another Question: Why do your Girls cover up their body? The Sufi smiled and got two sweets, he opened the first one and kept the other one closed. He threw them both on the dusty floor and asked the Non Muslim: If I asked you to take one of the sweets which one will you choose? The Non Muslim replied: The covered one.The Sufi said: That's how we treat and see our women. Women should not be like the Moon which everyone can See and Admire, they should be like the Sun which makes the Viewers lower their Gaze.

Non Muslim: Show me God if he exists. Sufi Replied: Look at the Sun! Man Replied: I Can't see, the Rays hurt my eyes. Sufi Said: If u can't look at the Creation of God then how will you be able to Look at the Creator??

Lastly the Non Muslim invited the Sufi to his house and gave him Grapes, the Sufi ate them, then he offered him a cup of wine, the Sufi refused, the Non Muslim asked him how come you Muslims are forbidden wine and eat grapes although the wine came from grapes? Sufi Replied: Do you have a daughter? He said yes, the Sufi asked him could you marry her? the Non Muslim said no, the Sufi said SubhanAllah, you marry her mother and can't marry her although she came from her too! 

~ shared from Solleh Abu Awis

 

Pesanan; dari Isteri utk yg masih Sendiri

Pesanan dari  isteri buat kalian ( wanita yang masih sendiri)

Kami mengaku bukanlah mudah menjadi isteri solehah. Hati kena selalu tabah, jiwa tenang perlu dikerah. Harus selalu lapangkan dada, menerima suami seadanya dia. Realiti masyarakat Melayu kita, suami dijaga penuh setia. Memang naluri kita pula, jujur berkhidmat kerana cinta.

Namun kami terlupa, khidmat sepatu
tnya diberi bukanlah kerana cinta semata tetapi yang utama, kerana MENCARI REDHA MAHA PENCIPTA. Di situlah kesilapan bermula, maka apabila kecewa ujian melanda kami berputus asa. Mengungkit apa yang telah diberikan, mengharamkan apa yang telah kami halalkan dan meminta kembali apa yang telah kami berikan... 
 
~shared

Usah Sangsi pada Allah

Wahai anakku,
Adakalanya kamu terasa Allah sengaja mengujimu dengan berat bagaikan menolak kamu ke tepi gaung.

Usah risau, dan jangan sangsi pada Tuhanmu. Dua perkara sahaja akan berlaku, Dia akan melindungimu ketika kamu jatuh atau Dia ingin mengajarmu terbang.

Senyum
 
~Ustaz tuan Ibrahim Tuan Man

Erti yang Buruk

Tanpa epal yang buruk, manalah kita tahu hargai epal yang baik.

Tanpa hari yang buruk, manalah kita erti apa itu hari yang baik.

Senyum


~Ustaz Tuan Ibrahim Tuan Man

Imam Syafie pada Usia 40

Ketika mencapai usia 40 tahun, imam al-Syafi'i mula berjalan menggunakan tongkat. Ketika di tanya apa sebabnya, padahal tubuhnya masih gagah, beliau berkata,

"Supaya aku selalu ingat bahawa aku adalah musafir menuju akhirat. Demi Allah aku... melihat diriku seumpama burung yang dipenjarakan dalam sangkar yang terbuka pintunya, tetapi kakiku masih terikat di sangkar itu. Sesungguhnya aku tidak ingin lagi untuk terus bermukim di dunia, tidak aku izinkan lagi teman-temanku memberikan hadiah , atau mengingatkan aku tentang nikmat dunia ini... kecuali keperluan yang wajib bagiku!"

~shared
 

Menghukum atau Mendidik?

Seorang lelaki bertanya kepada Syeikh Muhammad al-Ghazali -rahimahullah-, "Syeikh, apa hukuman buat orang yang meninggalkan sembahyang?"

Syeikh al-Ghazali menjawab, "Hukumannya ialah kamu bawa dia pergi masjid sekali dengan kamu."

Allah, Allah! Betapa hikmahnya jawapan beliau. Inilah kelemahan dan kekurangan kita. Kebanyakan kita bertanyakan hukuman untuk menghukum bukan untuk mendidik atau berd
akwah.

Bukankah bagus kalau orang bertanya, "Apa hukuman orang yang melakukan bidaah?" Lalu kita jawab, "Hukumannya ialah kita bimbing dan beritahu dia bahawa apa yang dilakukannya itu ialah bidaah."

Tetapi sayangnya, jawapan yang biasa kita dengar ialah, "Hukumannya ialah neraka kerana setiap bidaah adalah sesat dan setiap kesesatan dalam neraka."

Syeikh Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi pernah bercerita:

Saya pernah bertanya seorang pemuda yang berfahaman ekstrim, "Apakah kita boleh meletupkan kelab malam?"

Dia menjawab, "Tentu sekali boleh. Itu tempat maksiat."

"Jadi orang-orang yang terbunuh dalam letupan itu masuk neraka la?" saya bertanya lagi.

Dia menegaskan, "Tentu sekali kerana mereka mati dalam maksiat!"

Saya berkata, "Kalau begitu kamu dengan Iblis tiada beza."

"Kenapa pula?" dia mempersoalkan.

Saya lantas menjawab, "Kerana Iblis memang bercita-cita untuk memasukkan semua orang ke dalam neraka. Kamu pula membantu Iblis dengan menghukumkan orang yang bermaksiat dengan masuk neraka. Sedangkan Rasulullah tidak bersikap begini. Baginda mahukan semua umatnya ke syurga. Tetapi kamu bersikap sebaliknya. Kamu dalam lembah lain dan Rasulullah dalam lembah lain pula."
 
~shared

Rabu, 18 Disember 2013

Kagum pada Diri Sendiri?

Musa berkata, "apa perbuatan manusia sehingga engkau dapat menguasainya?"
Iblis menjawab, "apabila ia merasa kagum pada dirinya dan merasa banyak amalnya serta melupakan dosa-dosanya".

Selasa, 17 Disember 2013

Ilmu Pengasih dari Suami

“Macam mana saya boleh mengawal diri supaya dapat mengawal isteri?”
Untuk mengawal diri, kita perlukan ilmu. Kemudian ilmu itu terus diamalkan. Untuk mengamalkan ilmu, perlu mujahadah. Mujahadah itu ertinya struggle yang kuat untuk melakukan sesuatu. Bila mujahadah kena bersusah payah. Lawan nafsu. Lawan kemalasan. Lawan kejemuan dalam mematuhi perintah Tuhan.
“Akhirnya isteri kita akan tunduk kepada kita?”
Insyaallah... siapa yang patuh kepada Tuhan, manusia lain akan mudah patuh kepadanya. Termasuk isteri dan anaknya. Itu ilmu pengasih yang ori. Kalau kurang pangkat, cuba tambah pada yang lain.
“Tambah apa?”
Tambah wibawa.
“Dengan apa?”
Dengan ilmu. Tak kiralah sama ada ilmu agama, ilmu akademik atau ilmu kemahiran. Tambahkan amal. Sama ada yang berhubung dengan Allah atau sesama manusia. Tingkatkan akhlak. Maksudnya kita jadi orang yang lebih soleh, lebih tenang, lebih sabar. Insyaallah... isteri kita akan respect kita walaupun pangkat kita rendah.
“Macam mana tiba-tiba dia nak respect kita pulak?”
Sebab kita dah respect diri kita sendiri. Perkara-perkara yang disebut tadi akan meningkatkan harga diri kita. Maksudnya, hormat diri kita terhadap kita sendiri akan meningkat. Dan bila kita mula menghargai diri kita, barulah orang lain akan menghargai diri kita.
“Ohhh... barulah king akan dapat kuasanya semula. Dan queen akan menyerahkan kuasanya!”
Bila kedudukan suami mantap, barulah rumah tangga tersusun semula. Peningkatan diri tadi mempunyai multi-fungsi – maksudnya, di samping mengangkat wibawa suami, sekaligus itu juga membolehkan suami memimpin keluarganya dengan baik.
“Isteri yang dah kena ubat pengasih tu pulak macam mana?”
Ubat pengasih yang ori ni tidak akan membodohkannya seperti ubat pengasih yang tak ori. Bila suami menjadi pemimpin yang baik, insyaallah... isterinya akan menjadi pengurus yang baik. Gandingan mantap pemimpin dan pengurus inilah yang akan membahagiakan rumah tangga.

~Buku; Satu Rasa Dua Hati – Pahrol Mohd Juoi

Isnin, 16 Disember 2013

Wasiat alqamah menjelang wafat


Wasiat alqamah menjelang wafatnya, untuk puteranya;
“Wahai anakku,
Jika engkau perlu berteman dengan seseorang, maka bertemanlah dengan orang yang apabila engkau melayaninya, iapun melindungimu.
Dan jika engkau berteman dengannya, ia menghiasimu.
Jika engkau tidak mampu menggunakan hartamu, bertemanlah dengan orang yang apabila engkau berbuat baik kepadanya, iapun membalasmu.
Jika melihat kebaikan, ia menyebutnya.
Dan jika engkau berbuat dosa, iapun mencegahnya.
Bertemanlah dengan seseorang yang apabila engkau meminta sesuatu darinya, iapun memberimu.
Dan jika engkau diam, iapun menyapamu.
Dan jika engkau mengalami musibah, ia menolongmu.
Bertemanlah dengan orang yang apabila engkau berkata, ia benarkan perkataanmu.
Dan apabila engkau hendak melakukan sesuatu, iapun menasihatimu.
Dan jika kalian bertengkar, ia lebih mengutamakanmu.
 
~Buku; Ringkasan Ihya' Ulumuddin

Khamis, 12 Disember 2013

Sport Shoes

"Lecehlah pakai sandal. Kalau ada sport shoes, guarantee saya boleh jalan kaki berapa jauh pun... kaki selesa. Ringan je nak melangkah. Nak ke hutan mana pun boleh!"

Itulah kata-kata 'cakap besar' yang menjadi iktibar. Syukur alhamdulillah. Kasih Allah tulus. Sentiasa mengingatkan.

Setelah membeli sepasang sport shoes Nike (end year sale di Sarawak Plaza), saya begitu yakin. Namun Allah lebih tau. Keesokannya, ketika melangkah saya berasa sakit di bahagian atas kaki kiri. Masa pakai sandal takde pulak rasa sakitnya. Setelah dibelek-belek, rupa-rupanya ada kesan merah di bahagian sakit. Entah bila ujudnya. Akhirnya, saya pakai kasut itu juga dengan langkah yang masih terbatas.

Allah....Allah...Allah... Ampunkan hambaMU yang selalu lalai.

Rabu, 4 Disember 2013

Bila Qanaah Semakin Hilang...

Fasa pertama kehidupan zaman kanak-kanak :

Kau memiliki waktu & tenaga, tapi kau tiada wang utk dibelanjakan
...


Fasa kedua kehidupan zaman bekerja :

Kau ada tenaga & wang, tapi kau tiada waktu ...


Fasa ketiga hidup, zaman tua:

Kau ada wang & waktu, tapi kau da tiada tenaga

Gitulah sunnatulLah dlm hidup, kau dapat sesuatu tapi kau kehilangan sesuatu !!!

Selalu kita akan merasakan orang lain lebih Bernasib baik dari kita, dan orang itu pula merasakan kita lebih baik daripada nya.

Semua itu berlaku lantaran kita kehilangan sesuatu yg penting dalam hidup kita iaitu ....

Al Qana'ah

Kalaulah adalah tempat yg menjual kebahagiaan tentulah kau akan dapati manusia berduyun-duyun merebut peluang membelinya...

Mereka akan berusaha mendapatkannya walaupun kena membelinya dgn harga yg paling mahal...

Tapi mereka ini tak tahu bahawa kebahagiaan itu diperolehi dengan solat berjemaah di masjid, berzikir, membaca al Quran, puasa & memperbanyakkan ibadah sunat...

La haw la wa la quwwata illa bilLah ..

Ini petikan yg ana terjemahkan dari kitab ( jika tak silap ) karya Mustafa Sadiq ar Rafi'iy @ Syeikh Dr Mustafa as Sibaei'iy
 
~ Ustaz Zahazan Mohamed

Kebaikan Akan Mengundang Kebaikan

Wahai anakku,
Aku sedar betapa payahnya kamu untuk mendapatkan sahabat yang baik, namun kebaikan yang ada padamu akan mengundang kebaikan sahabat yang mendekatimu.

Tidakkah bau harum pada bebunga yang mekar menarik kedatangan lebah bagi menghisap madunya. Dan tidakkah kamu perhati bau busuk dari seekor bangkai akan mengundang langau.

Kamu jangan mengharap kebaikan yang ada pada golongan yang
lalai pada perintah Allah, atau kamu kagum dengan satu dua kebaikan yang dilakukan di hadapanmu, lalu kamu sanggup memejam mata terhadap rasuah, salahguna kuasa, kezaliman dan kemungkaran yang dilakukannya. Lalu kamu war-war kebaikannya, dan kamu diam terhadap kemungkarannya.

Wahai anakku,
Bilamana aku menasihatimu, bukanlah kerana aku tidak yakin kepadamu. Tetapi aku sekadar mengingatkan kamu kepada apa yang boleh melekakan kamu.

Tentulah kamu ingat akan hadis Rasulullah S.A.W, maksudnya "Apabila Allah ingin membinasakan seekor semut, maka Dia akan menumbuhkan sayapnya."

Semut sangat bangga memperolehi sayap, dia rasa hebat boleh terbang keluar dari busut yang melindunginya berbulan- bulan namun bilamana ia terbang sahaja keluar, maka ia terdedah kepada kemusnahan dan kebinasaan.

Senyum
~Ustaz Tuan Ibrahim Tuan Man

Dalam hati...

..saya merenung kata-kata al-Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah (meninggal 751H) dalam kitab kerohaniannya yang terkenal ‘Madarij al-Salikin’. Suatu kata-kata yang terbit dari ilmu dan pengalaman kerohanian yang dalam. Kata beliau:

“Dalam jantung hati ada keserabutan yang tidak dapat dibersihkan melainkan dengan mengadap Allah, padanya ada kesunyian yang tidak dapat dihilangkan melainkan perdampingan dengan Allah, padanya ada dukacita yang tidak dapat ditanggalkan kecuali dengan kegembiraan mengenali Allah dan ketulusan berhubungan denganNya, padanya ada kegusaran yang tidak ditenangkan melainkan bersama Allah dan kembali kepadaNya, padanya ada api kedukaan yang tidak dapat dipadamkan melainkan redha dengan perintah, larangan dan ketentuan Allah, menghayati kesabaran sehingga bertemuNya, padanya ada kefakiran yang tidak dapat ditampung melainkan dengan cinta dan penyerahan diri kepada Allah, sentiasa mengingatiNya, keikhlasan yang benar kepadaNya”.
 
~Dr MAZA
 

Bila Sibuk Dengan Aib Orang..

Imam Ibn Hibban berkata :
من اشتغل بعيوب الناس عن عيوب نفسه عمى قلبه وتعب بدنه وتعذر عليه ترك عيوب نفسه
Sesiapa yang menyibukkan diri dengan (bercerita dan sebar) keaiban orang lain LEBIH dari mengendalikan keaiban diri sendiri, akan DIBUTAKAN hatinya sehingga letih badannya dan tiada lagi mampu meninggalkan keaiban dalam dirinya sendiri.
 
~Dr Zaharuddin Abd Rahman

"Saya Tahu. Allah Tahu"

Alkisah seorang pengukir dinding…

Rahim seorang pemuda melawat sebuah sekolah agama Islam di mana dia melihat seorang pengukir dinding sedang bekerja.

Pengukir dinding sedang mengukir ayat-ayat Quran yang mempunyai kalimah Allah.

Akan tetapi Rahim mendapati ada dua ukiran yang sama di atas meja yang belum dipasangkan ke dinding.

“Mengapa buat dua yang sama?” tanya Rahim.
...

“Tidak. Hanya perlukan satu,” kata pengukir dinding. “Yang satu itu rosak bila hampir nak siap tadi.”

Rahim mengambil ukiran itu untuk melihat – tiada kesilapan pada ayat Quran yang diukir pada papan yang dikatakan rosak itu.

“Mana rosaknya?” tanya Rahim.

“Ada kotoran pada kalimah Allah, terkena cat hitam sikit tadi. Cuai,” jawab pengukir dinding.

Rahim nampak satu bintik kecil hitam pada kalimah Allah.

“Nak pasang mana papan ini di dinding?” tanya Rahim.

“Di bahagian paling atas itu,” jawab pengukir dinding sambil menunjuk tempatnya.

“Kalau tinggi begitu, tiada siapa yang nampak bintik hitam tu lah,” kata Rahim.

Pengukir dinding itu menghentikan kerja dan memandang ke arah Rahim.

“Saya tahu. Allah tahu!”

Wahai anakku,
Ingatlah Allah sedang memerhatikan setiap gerak-geri kamu. Oleh itu, sentiasa buatlah sesuatu yang membanggakan Tuhanmu.

Senyum.
 
~Ustaz Tuan Ibrahim Tuan Man

Sempitkah hati?

Abu Nawas dan Rumah yang Sempit

Dikisahkan, hiduplah seorang laki-laki yang tinggal di sebuah rumah yang luas. Ia tinggal bersama seorang istri dan 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Suatu saat laki-laki itu merasa rumahnya semakin sempit. Dia mempunyai keinginan untuk memperluas rumahnya tetapi enggan untuk mengeluarkan biaya.

Setelah berpikir, pergilah dia ke rumah Abu Nawas, si cerdik ya...
ng sangat tersohor di negeri Islam saat itu. Laki-laki itu meminta saran dari Abu Nawas bagaimana cara memperluas rumah tanpa harus mengeluarkan biaya.

Mendengar kisahnya, Abu Nawas menyuruh laki-laki itu untuk membeli sepasang ayam jantan dan betina kemudian kandangnya ditaruh di dalam rumah. Laki-laki itu merasa aneh dengan saran Abu Nawas, tetapi tanpa berpikir panjang dia pergi ke pasar dan membelinya.

Hari berikutnya dia datang kembali ke rumah Abu Nawas. Dia mengeluh rumahnya semakin sempit dan bau karena ayam-ayam yang dibelinya. Mendengar cerita itu, Abu Nawas hanya tersenyum dan menyuruh menambahkan sepasang bebek yang kandangnya juga ditaruh di dalam rumah. Dia bertambah heran, tetapi dia tetap menuruti nasehat Abu Nawas.

3 Hari berlalu, datanglah dia ke rumah Abu Nawas lagi. Dia bercerita kalau rumahnya semakin semrawut semenjak kehadiran bebek. Abu Nawas justru menyuruhnya untuk menambahkan kambing yang kandangnya juga ditaruh dalam rumah.

Hari berikutnya laki-laki itu kembali datang ke rumah Abu Nawas. Lelaki itu menceritakan bahwa istrinya marah sepanjang hari, anak-anaknya menangis, hewan-hewan berkotek dan mengembik, ditambah hewan-hewan itu juga mengeluarkan bau tak sedap. Abu Nawas hanya tersenyum mendengarnya. Kemudian Abu Nawas menyuruhnya untuk menjual hewan-hewan itu satu persatu mulai dari ayam yang dijual terlebih dahulu, bebek, kemudian yang terakhir kambing.

Datanglah lelaki itu ke rumah Abu Nawas setelah selesai menjual kambingnya.

Abu Nawas:”Kulihat wajahmu cerah hai fulan, bagaimana kondisi rumahmu saat ini?”

Si lelaki:”Alhamdulillah ya abu, sekarang rasanya rumahku sangat lega karena ayam dan kandangnya sudah tidak ada. Kini istriku sudah tidak marah-marah lagi, anak-anakku juga sudah tidak rewel.”

Abu Nawas: “(sambil tersenyum) Nah nah, kau lihat kan, sekarang rumahmu sudah menjadi luas padahal kau tidak menambah bangunan apapun atau memperluas tanah bangunanmu.

Sesungguhnya rumahmu itu cukup luas, hanya hatimu sempit sehingga kau tak melihat betapa luasnya rumahmu. Mulai sekarang kau harus lebih banyak bersyukur karena masih banyak orang yang rumahnya lebih sempit darimu. Sekarang pulanglah kamu, dan atur rumah tanggamu, dan banyak-banyaklah bersyukur atas apa yang dirizkikan Tuhan padamu, dan jangan banyak mengeluh.”
 
~ Ary Ginanjar Agustian
 


Jangan Sampai Ditimpa Bala Dua Kali

Wahai anakku,
Selalu ingatkan diri bahawa jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang hambanya, disegerakan bagi hamba itu balasan sewaktu di dunia.

Sebaliknya, anak kesayanganku, ingatlah bahawa jika Allah menghendaki dengan hambanya keburukan ditangguh pembalasan itu supaya disempurnakannya di hari kiamat.

Nabi SAW pernah bersabda:

“Sesungguhnya besarnya pahala itu bergantung pada besar...
nya ujian, sesungguhnya Allah itu apabila dia mengasihi sesuatu kaum dia menguji mereka dengan kesusahan. Sesiapa yang reda dengan kesusahan itu akan mendapat keredhaan Allah dan siapa yang tidak redha maka dia akan menerima kemurkaan Allah.”

Wahai anakku,
Tahukah kamu bahawa orang beriman akan diuji menurut tahap keimanan dan kedudukan mereka di sisi Allah?

Tahukah kamu bahawa bersabar menghadapi bala atau penyakit akan menghapuskan dosa?

Tahukah kamu di antara tanda-tanda seseorang itu disayangi Allah ialah bala ujian yang ditimpakan ke atasnya?

Oleh itu, wahai anakku, kita wajib bersabar atas kesusahan yang menimpa kita agar tidak ditimpa bala dua kali, yang keduanya ialah kerugian luput pahala.

Kerana seseorang yang sabar menghadapi kesusahan hidup adalah sebagai tanda bahawa dia dikasihi Allah. Orang yang tidak dikasihi Allah dilambatkan balasannya iaitu sampai ke hari kiamat.

Maka itu, bersabarlah wahai anakku dalam menghadapi kesusahan kerana kamu akan diberi ganjaran yang setimpal dengan kesusahan yang dihadapi itu.

Jika seseorang yang ingin menjadi hamba yang dikasihi Allah hendaklah dia bersedia menerima ujian yang diturunkan Allah kepadanya, sebaliknya dia yang tidak redha menerima ujian Allah dia akan dibenci Allah.

Senyum
 
~Ustaz Tuan Ibrahim Tuan Man

Selasa, 3 Disember 2013

Yang Semakin Dicinta

Malam tadi masuk bulan ke-4 bertalaqqi dengan Ustaz Hafeez. Ustaz lulusan dari Universiti alAzhar, Mesir ini merupakan seorang hafiz dan mahir dalam ilmu Qiraat. Kehadirannya menyuburkan lagi cinta kami sekeluarga pada alQuran.

AlQuran, semakin dibaca semakin dicinta. Semakin dipelajari semakin dirindui. Nikmatnya tatkala membaca, kita menangis tersedu-sedu. Sebak mengulit rasa tiba-tiba. Airmata yang mengundang pahala. Bukankah itu nikmat?

Ingin rasanya berkongsi sedikit ilmu malam tadi;
- Pada ayat 1 surah alImran, 'alif lam mim' boleh dibaca secara dua wajah apabila dibaca secara bersambung dengan ayat ke-2. -

~Cintai alQuran Cintai Kehidupan~